ARTICLE AD BOX
The Open Network
Toncoin (TON) adalah cryptocurrency asli dari The Open Network, sebuah blockchain Layer-1 yang dirancang untuk menghadirkan transaksi cepat, biaya rendah, dan skalabilitas tinggi bagi pengguna di seluruh dunia. Awalnya dikembangkan oleh tim Telegram pada 2018 dengan nama Telegram Open Network, proyek ini bertujuan mengintegrasikan blockchain ke dalam aplikasi pesan dengan 700 juta pengguna. Namun, tekanan regulasi dari Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat pada 2020 memaksa Telegram menghentikan pengembangan, dan komunitas open-source mengambil alih, mengubah nama menjadi The Open Network pada 2021. Token aslinya, yang semula disebut Gram, kini menjadi Toncoin, menjalankan fungsi sebagai bahan bakar untuk transaksi, staking, dan tata kelola dalam ekosistem ini. Bagi Anda yang sudah memahami dasar blockchain—seperti bagaimana transaksi divalidasi atau kontrak pintar mengotomatisasi proses—artikel ini akan membawa Anda lebih dalam ke teknologi inti TON, fitur uniknya seperti sharding dinamis, dan potensinya dalam mendefinisikan ulang dunia digital terdesentralisasi.
Toncoin dan The Open Network menonjol karena pendekatannya yang ambisius terhadap skalabilitas, sebuah tantangan besar dalam dunia blockchain. Berbeda dengan Bitcoin, yang terbatas pada 7 transaksi per detik karena mekanisme Proof of Work-nya yang bergantung pada penambangan intensif energi, atau Ethereum sebelum upgrade PoS yang hanya menangani 15-30 TPS, TON dirancang untuk memproses jutaan transaksi per detik. Pada tes internal tahun 2021, TON mencapai 55.000 TPS, jauh melampaui Ethereum PoS (1000 TPS praktis) dan mendekati Solana (65.000 TPS teoritis), meskipun angka ini masih dalam kondisi laboratorium dan belum sepenuhnya teruji di dunia nyata. Inti dari kemampuan ini adalah sharding dinamis, sebuah metode yang membagi blockchain menjadi beberapa rantai kecil—disebut shard—yang bekerja secara paralel untuk meningkatkan kapasitas jaringan. Pada Maret 2025, TON Foundation melaporkan lebih dari 743.000 dompet aktif dan 500 juta transaksi sejak mainnet diluncurkan, menunjukkan adopsi yang pesat sejak komunitas mengambil alih.
Cara kerja The Open Network menggabungkan kompleksitas teknis dengan efisiensi yang elegan. Blockchain ini terdiri dari tiga lapisan utama: masterchain, workchain, dan shardchain. Masterchain bertindak sebagai pusat koordinasi, menyimpan informasi global seperti konfigurasi jaringan, daftar validator, dan status keseluruhan sistem. Workchain adalah rantai kerja yang menangani transaksi utama dan aplikasi seperti kontrak pintar, sementara shardchain adalah sub-rantai dalam workchain yang memproses transaksi secara paralel. Bayangkan TON seperti sebuah kota besar dengan banyak distrik: masterchain adalah pusat kota yang mengatur semuanya, workchain adalah kawasan bisnis utama, dan shardchain adalah lingkungan kecil yang menangani aktivitas lokal. Ketika jumlah transaksi meningkat—katakanlah dari 10.000 menjadi 100.000 per detik—TON secara otomatis membagi workchain menjadi lebih banyak shardchain, sebuah proses yang disebut infinite sharding. Ini memastikan jaringan tetap cepat dan stabil tanpa mengalami kemacetan seperti yang sering terjadi pada Ethereum sebelum upgrade atau Bitcoin selama lonjakan aktivitas.
Sharding dinamis adalah salah satu fitur paling menarik dari TON, tetapi juga sulit dipahami. Mari kita sederhanakan: anggap saja TON seperti sebuah restoran dengan banyak meja. Jika hanya ada satu meja (blockchain tunggal), pelayan akan kewalahan saat pelanggan bertambah. Dengan sharding, TON menambah meja baru (shardchain) secara otomatis saat antrean memanjang, dan setiap meja melayani pelanggannya sendiri tanpa menunggu meja lain selesai. Secara teknis, setiap shardchain memiliki kapasitas hingga 2^60 akun—jumlah yang sangat besar—dan dapat memproses transaksi independen dengan waktu blok rata-rata 5 detik. Pada puncak aktivitas, TON Foundation memperkirakan jaringan bisa menangani hingga 1 juta TPS dengan 1024 shard aktif, meskipun implementasi dunia nyata pada 2025 masih mencapai puncak harian 5 juta transaksi selama peluncuran proyek besar seperti Notcoin. Ini kontras dengan Ethereum, yang baru mulai menerapkan sharding parsial pada 2023-2025, atau Bitcoin, yang tidak memiliki sharding sama sekali dan bergantung pada solusi Layer-2 seperti Lightning Network.
Konsensus Proof of Stake di TON juga layak diperhatikan secara mendalam. Validator, yang dipilih berdasarkan jumlah Toncoin yang mereka pertaruhkan, bertanggung jawab memproduksi blok dan memverifikasi transaksi. Untuk menjadi validator, seseorang harus mengunci minimal 300.000 TON—setara sekitar $840.000 pada harga $2.80 per TON di Maret 2025—dan pengguna lain dapat mendelegasikan TON mereka untuk mendukung validator ini, mirip seperti memilih “wakil” dalam pemilu dengan saham sebagai suara. Sistem ini menggunakan varian Byzantine Fault Tolerant PoS, yang memastikan jaringan tetap aman selama kurang dari sepertiga validator bertindak jahat. Validator yang gagal memenuhi tugas—misalnya offline selama slot produksi blok—dikenakan penalti berupa pemotongan TON mereka, yang kemudian didistribusikan kembali sebagai hadiah kepada validator lain. Konsumsi energi TON sangat rendah dibandingkan PoW: jika Bitcoin menggunakan 159 TWh per tahun pada 2021 (setara dengan konsumsi listrik Argentina), TON diperkirakan hanya membutuhkan ribuan kWh per tahun untuk 200 validator aktif, menjadikannya jauh lebih ramah lingkungan. Dengan waktu blok 5 detik dan biaya transaksi rata-rata 0.005 TON (sekitar $0.014 pada 2025), TON menawarkan efisiensi yang sulit ditandingi oleh Ethereum ($0.50-$1 post-PoS) atau Bitcoin ($5-$10).
Keunggulan TON tidak berhenti pada skalabilitas dan konsensus. Jaringan ini mendukung kontrak pintar yang ditulis dalam bahasa khusus seperti FunC dan TACT, memberikan fleksibilitas kepada pengembang untuk menciptakan aplikasi mulai dari pertukaran aset hingga permainan blockchain. Integrasi dengan Telegram adalah keunggulan strategis: sejak kemitraan dengan TON Foundation pada September 2023, Toncoin digunakan untuk membayar langganan Premium Telegram ($4.99/bulan), iklan dalam aplikasi, dan hadiah komunitas, membawa blockchain ini ke lebih dari 700 juta pengguna potensial. Ini adalah langkah yang tidak dimiliki oleh blockchain lain seperti Solana atau Polygon, yang lebih bergantung pada ekosistem DeFi atau NFT tanpa basis pengguna aplikasi mainstream.
Ekosistem TON telah berkembang pesat sejak diambil alih komunitas. TON Storage, diluncurkan pada Desember 2022, adalah layanan penyimpanan data terdesentralisasi yang bersaing dengan Filecoin atau Arweave. Dengan biaya tahunan sekitar 10 TON ($28 pada 2025) untuk 1 terabyte, TON Storage memanfaatkan shardchain untuk latensi rendah—akses file dalam hitungan detik—dan enkripsi end-to-end untuk keamanan. Pada 2025, lebih dari 50.000 pengguna aktif dilaporkan menggunakan layanan ini, menyimpan total 10 petabyte data, menurut TON Foundation. Notcoin, sebuah game klik sederhana di Telegram, menjadi fenomena lain: diluncurkan pada Januari 2024, game ini menarik lebih dari 35 juta pemain dalam 6 bulan dan mendistribusikan miliaran TON sebagai hadiah, menjadikannya salah satu aplikasi blockchain paling viral hingga saat ini.
Layanan lain seperti TON DNS dan TON Proxy juga memperluas ekosistem. TON DNS memungkinkan pengguna membeli domain dengan ekstensi “.ton” seharga 5-10 TON per tahun, menyederhanakan akses ke situs atau dompet blockchain—misalnya, “wallet.ton” alih-alih alamat hex panjang. TON Proxy, sebaliknya, berfungsi sebagai VPN terdesentralisasi mirip Tor, merutekan lalu lintas internet melalui node TON untuk privasi tambahan. Pada Maret 2025, TON DNS mencatat lebih dari 100.000 domain terdaftar, sementara TON Proxy melayani 20.000 pengguna harian, menunjukkan potensi TON sebagai infrastruktur internet terdesentralisasi.
Namun, TON menghadapi tantangan yang tidak bisa diabaikan. Desentralisasi adalah isu utama: dengan hanya sekitar 200 validator aktif pada 2025—dibandingkan 70.000 di Ethereum PoS atau 2000 di Solana—TON lebih rentan terhadap sentralisasi. Awalnya, 98,55% dari 5 miliar pasokan TON dimiliki oleh TON Foundation dan penambang PoW awal, meskipun 85,8% di antaranya telah dibekukan atau didistribusikan melalui staking dan program komunitas sejak 2022. Keamanan juga menjadi perhatian: meskipun jaringan utama belum diretas, aplikasi pihak ketiga seperti wallet TON menjadi target, seperti serangan AngelX pada 2024 yang menyebabkan kerugian $1 juta dalam ekosistem TON dan TRON. Skalabilitas sharding, meskipun impresif di teori, belum teruji sepenuhnya dengan miliaran pengguna, dan TON harus bersaing dengan blockchain cepat seperti Solana (65.000 TPS) atau Aptos (160.000 TPS teoritis), yang memiliki pendekatan berbeda untuk throughput tinggi.
Masa depan TON penuh dengan rencana ambisius. TON Foundation menargetkan 500 juta pengguna on-chain pada 2028, didorong oleh integrasi lebih dalam dengan Telegram dan peluncuran TON Sites pada 2026—platform hosting situs web terdesentralisasi yang memungkinkan situs dijalankan di node TON dengan biaya rendah. Ekspansi ke DeFi juga sedang berlangsung: TON Swap, sebuah decentralized exchange, diluncurkan pada 2024 dengan volume harian $10 juta pada 2025, sementara stablecoin berbasis TON-USDT direncanakan untuk meningkatkan utilitas pembayaran. Jembatan lintas rantai ke Ethereum, yang akan aktif pada akhir 2025, memungkinkan transfer aset dalam hitungan detik dengan biaya di bawah $0.20, memperkuat interoperabilitas. Dukungan dari investor seperti Pantera Capital, yang menginvestasikan $20 juta pada Desember 2024, menambah kredibilitas TON sebagai blockchain masa depan.
Toncoin dan The Open Network menawarkan solusi inovatif untuk masalah skalabilitas dan adopsi blockchain. Dengan sharding dinamis, konsensus PoS hemat energi, biaya rendah, dan ekosistem yang terintegrasi dengan Telegram, TON memiliki potensi untuk membawa teknologi terdesentralisasi ke khalayak luas. Dari TON Storage hingga Notcoin, proyek ini telah menunjukkan dampak nyata, meskipun tantangan seperti desentralisasi dan keamanan tetap harus diatasi. Bagi Anda yang ingin memahami blockchain lebih dalam, TON adalah studi kasus yang menarik tentang bagaimana teknologi dapat berkembang di tangan komunitas. Bagaimana pendapat Anda tentang pendekatan sharding TON dibandingkan Solana atau Ethereum? Apa yang menurut Anda akan menjadi kunci suksesnya? Tulis pandangan Anda di kolom komentar—mari kita diskusikan lebih lanjut!